Sebagai anak dan cucu perempuan satu – satunya, sejak kecil saya jadi rebutan antara papa-mama dan nenek-kakek. Mereka berempat secara bergiliran menjaga dan mengurus “Putri” kecil. Hingga saat papa harus pergi ke kota kelahirannya di Bima, NTB, nenek dengan leluasa bisa mengurus saya sepenuhnya. Mama dan papa-pun nggak keberatan saat nenek meminta saya untuk tetap tinggal di Jakarta, bersama beliau dan kakek. Dan jadilah saya sering mendapat julukan “anak nenek”, karena memang sejak kecil hingga saat ini saya lebih dekat dengan kakek dan nenek saya dibanding papa dan mama.
